Minggu, 03 April 2011
perkehe-ikan gatul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Gatul (Poecilia reticulates) merupakan salah satu contoh Elasmobranchii yang mudah didapatkan. Ikan Gatul ini cukup berbeda dari ikan lainnya karena fertilisasinya secara internal. Hal tersebut terlihat dari ovarium ikan Gatul yang di dalamnya terdapt telur yang dibuahi. Telur yang telah dibuahi tersebut akan terus berkembang menjadi ikan Gatul muda di dalam kantung embrio induknya. Di dalam rongga ovarium terdapat berbagai fase perkembangan telur dan embrio, bahkan calin ikan gatul (Poecilia reticulates). Temuan ini sangat menarik, karena pada umumnya embrio yang diperoleh diperoleh dari ikan yang melakukan fertilisasi secara eksternal. Poecilia reticulates atau Lebistes reticulates, merupakan ikan yang berasal dari Amerika Selatan. Sirip anal atau sirip pelvis ikan jantan berubah bentuk untuk menyalurkan mani ke tubuh ikan betina. Lebistes betina saat berkopulasi menunjukkan posisi tertentu, ini sebagian disebabkan oleh faktor-faktor internal dalam ikan betina dan sebagian oleh zat-zat yang disekresikan oleh ikan jantan (Yatim, 1994).
Praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul akan mengamati satu per satu telur dan perkembangan embrio yang terdapat di dalam kantung embrio ikan betina. Ikan jantan dapat dibedakan dari ikan betina dengan melihat ciri-ciri morfologinya. Ikan jantan Gatul bertubuh ramping dan terdapat sedikit warna merah di bagian dorsalnya. Ikan betina Gatul bertubuh lebih besar dan berwarna lebih gelap.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul adalah bagaimana mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.
1.3 Tujuan
Praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul bertujuan untuk mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gatul
a. Ikan Pelagik
Ikan pelagik umumnya berukuran kecil, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di permukaan air atau insekta yang ada di permukaan, contoh Gambusia sp, Fundulus sp, Poecilia reticulatus (Wahyuningsih, 2007).
1. Gambusia affinis
Di selokan, got, sawah, parit, danau atau perairan lainnya berpeluang besar akan menemukan ikan jenis ini dengan mudah. Orang Jawa Barat sering menyebutnya sebagai ikan Gendot, mungkin karena bentuk perut ikan betina yang selalu tampak gendut atau disebut juga sebagai Bungkreung. Sedangkan kebanyakan orang menyebutnya sebagai ikan cere atau ikan got. Sayang sekali di akuarium ikan ini sering berumur tidak lebih dari 5 menit. Karena ikan ini di kalangan hobiis ikan hias sering hanya dijadikan sebagai pakan bagi ikan pemangsa, seperti Arwana atau ikan dari keluarga cichlidae. Tidak seperti saudara sepupunya Guppy yang mendapat tempat tersendiri di sebagian hobiis ikan hias (Anonim, 2010).
Gambusia affinis dan Guppy (Poecilia reticulata) termasuk dalam satu keluarga, yaitu keluarga Poeciliidae. Meskipun sering "tidak mendapat tempat" di kalangan hobiis ikan hias, Gambusia affinis sangat berjasa bagi masyarakat Indonesia bahkan di banyak tempat di dunia. Di Indonesia setidaknya jasa mereka sudah dimulai sejak abad 18, ketika bangsa Inggris pertama kali memasukkan mereka ke wilayah Indonesia. Tugas utama mereka adalah sebagai pembasmi jentik nyamuk di perairan terbuka, khususnya nyamuk malaria yang pada masa itu menjadi momok yang menakutkan. Tugas ini tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga dibanyak tempat lainnya. Hingga kini tugas tersebut masih tetap dilakukannya dengan setia (Anonim, 2010).
Gambusia affinis sudah teramat akrab di perairan Indonesia. Mereka mudah ditemukan di mana-mana. Mereka telah pula memiliki nama lokal ditempat mereka berada. Begitu akrabnya kehadiran mereka sehinnga tidak sedikit yang mengira bahwa mereka adalah asli asal Indonesia. Meskipun demikian, seperti dikemukakan diatas, Gambusia affinis bukanlah penghuni asli perairan Indonesia. Mereka berasal dari perairan Texas Amerika. Gambusia affinis termasuk keluarga Poeciliidae (Anonim, 2010).
Gambar Poecilia reticulata betina Gambar Poecilia reticulata jantan
(Anonim, 2010).
2. Poecilia reticulata
Guppies atau Poecilia melapisi dgn gambaran yg mirip kisi-kisi milik Poecilidae keluarga. Mereka adalah beberapa ikan air tawar paling warna-warni dihiasi tersedia di pasar. Robert John Lechmere terakreditasi dengan "menemukan" ini ikan kecil di Trinidad pada tahun 1866. Guppies yang asli Barbados, Brazil, Guyana, Belanda Antilles, Trinidad, Kepulauan Virgin Amerika Serikat dan Venezuela. Sama seperti ikan mas dan betta, guppies telah selektif dibesarkan untuk meningkatkan warna dan besarkan sirip punggung mereka. Ada masyarakat guppy dikhususkan untuk pemuliaan generasi berikutnya guppies show. Beberapa guppies menunjukkan kelas dapat mengambil harga yang agak tinggi. Guppies mewah yang lebih umum ditemukan di toko ikan cukup menakjubkan dalam penampilan dan tidak mahal. Guppies adalah ikan jinak dan membuat penambahan yang sempurna untuk tangki masyarakat. Untuk menjamin keselamatan mereka hanya menjaga mereka dengan ikan santun lainnya ringan dan menghindari pencampuran dengan varietas yang lebih besar yang akan melihatnya sebagai makanan. Guppy ini tumbuh subur di air netral dengan kisaran suhu antara 72-83°C (Anonim, 2010).
Guppies adalah omnivora. Mereka bisa bertahan hidup baik pada umum serpih ikan tropis.
laki-laki dewasa hanya tumbuh sekitar 1,2 inci panjangnya. Perempuan yang dapat dengan mudah mencapai dua kali panjang. Bahkan dengan perbedaan dramatis mereka dalam ukuran, laki-laki telah dikenal untuk si bully betina. Untuk menjaga kekerasan domestik ke minimum yang terbaik adalah memiliki dua atau tiga wanita untuk setiap laki-laki. Menyediakan tanaman bagi perempuan untuk bersembunyi di juga merupakan ide yang baik (Anonim, 2010).
laki-laki dewasa hanya tumbuh sekitar 1,2 inci panjangnya. Perempuan yang dapat dengan mudah mencapai dua kali panjang. Bahkan dengan perbedaan dramatis mereka dalam ukuran, laki-laki telah dikenal untuk si bully betina. Untuk menjaga kekerasan domestik ke minimum yang terbaik adalah memiliki dua atau tiga wanita untuk setiap laki-laki. Menyediakan tanaman bagi perempuan untuk bersembunyi di juga merupakan ide yang baik (Anonim, 2010).
Guppies adalah salah satu ikan air tawar yang paling mudah untuk bertelur. Tidak seperti ikan kebanyakan, guppies terlibat dalam pembuahan internal. Sirip dubur laki-laki yang digunakan untuk membuahi betina. Setelah diinseminasi, sperma ikan dalam tubuhnya selama beberapa bulan. Dia bisa menghasilkan banyak merenung tanpa perlu pemupukan lebih lanjut. Setelah diresapi, betina akan mengembangkan tempat gelap di perut dan perut akan mulai membengkak. Guppies adalah ikan bantalan hidup. menggoreng akan muncul dari ibu sepenuhnya dikembangkan. goreng itu muncul berwarna. Mereka akan mulai mengembangkan warna dalam beberapa minggu. Guppies dewasa akan memakan benih yang baru menetas. Cara terbaik untuk menghindari hal ini adalah dengan perangkap penangkaran. perangkap Pemuliaan yang murah dan tersedia di toko-toko ikan. perangkap Pemuliaan adalah kontainer plastik transparan terdiri dari dua kompartemen. Tempatkan perempuan diresapi di kompartemen atas. Ganti bagian dari air dengan air akuarium secara teratur untuk tetap segar (Anonim, 2010).
Gambar Poecilia reticulata betina Gambar Poecilia reticulata jantan
(Anonim, 2010).
2.2 Seksualitas Ikan
Seksualitas hewan pada prinsipnya terdiri atas dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Populasi heteroseksual adalah ppulasi yang terdiri ikan yang berdeda seksualitasnya sedangkan populasi monoseksual adalah populasi yang terdiri dari ikan jantan saja atau ikan betina saja. Seksualitas ikan selain yang disebutkan di atas ada yang hermaprodit, protoandri, protogini dan gonokorisme (Kinnberg, 2002).
Sifat seksual ikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu sifat seksual primer dan sifat seksual sekunder. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubngan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina serta testis dan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder adalahtanda-tanda yang dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Suatu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies tersebut dikatakan bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila, ikan tersebut dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna maka spesies ikan tersebut bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dibandingkan ikan betina (Kinnberg, 2002).
Sifat seksual sekunder pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sifat seksual sekunder yang bersifat hanya sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Misalnya ovipositor yaitu alat yang digunakan untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan suunan yang khas tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies. Contohnya ikan Nocomis biggutatus dan Semotilus atromaculatus jantan (Kinnberg, 2002).
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambussia affinis, Claspers pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes sp, Beta sp dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus sp yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya (Kinnberg, 2002).
2.3 Macam Telur
Macam telur menurut susunan deutoplasmanya, ada 4 macam yaitu :
1. Homolecithal
Homolecithal disebut juga oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasmanya sedikit, tersebar merata di seluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada amphioxus, Methateria dan Eutheria.
2. Mediolecithal
Mempunyai deutoplasma sedang berupa lapisan di daerah kutub vegetal telur, terdapat pada ampibhia
3. Megalecithal
Megalecithal atau telolecithal berdeutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan yang mengisi hampir semua telur sedangkan inti dan sedikit inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah puncuk kutub animal. Terdapat pada pisces, reptilia, aves dan monotremata.
4. Centrolecithal
Deutoplasma relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak di bagian tengah. Sitoplasma berada di sebelah luar, terdapat pada insecta
(Yatim, 1994).
2.4 Macam Pembelahan dan Tahap Morula
Ada 3 macam pembelahan yaitu :
1. Holoblastik
Pembelahan mengenai seluruh daerah zygot. Terdapat pada telur homolecithal dan mediolecithal. Holoblastik dibedakan atas holoblastik teratur dan holoblastik tak teratur. Holoblastik teratur terdapat pada bintang laut (Asterias), amphioxus, dan katak (Anura). Disebut teratur karena pembelahan secara teratur dilihat dari bidang pembelahanmaupun waktu tahap-tahap pembelahan itu. Holoblastik tak teratur terdapat pada mamalia (metatheria dan eutharia). Bidang dan waktu pembelahan tak sama dan tak serentak terjadi pada berbagai daerah zigot.
2. Meroblastik
Pembelahan hanya terjadi pada sebagian zygot yakni di daerah germinal disc. Terdapat pada telur megalecithal.
3. Perantaraan holoblastik dan meroblastik
Pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur megalecithal yang berlapisan yolk yang tebalnya sedang, terdapat pada ganoid dan dipnoid (Yatim, 1994).
Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami serangkaian proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel anak akan memperoleh jumlah kromosom yamg sama dengan jumlah kromosom sel induk. Sejumlah blastomer menyusun struktur seperti bola berongga disebut morula (Yatim, 1994).
2.5 Blastula Elasmobranchii dan Teleostei
Kedua blastula ikan ini termasuk tipe discoblastula yang sama halnya dengan blastula burung-burung dan Reptilia. Blastula primair terdiri dari selapis blastoderm dan blastocoel primair terletak antara blastoderm central dan periblast central. Pembentukan hypoblast pada Elasmobranchii belum jelas. Daerah-daerah yang disangka akan menjadi calon pembentuk organ pada Elasmobranchii ada 5 apabila dilihat dari atas yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis dan mesodermal sedangkan calon pembentuk organ jika dilihat dalam penampang membujur ada 6 yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis, mesodermal dan entodermal. Kedua blastula ikan tersebut terdapat thropoblast yang mengelilingi calon pembentuk organ. Trophoblast akan menjadi bungkus embrio (Sagi, 1990).
Cleavage yang terus berlangsung melalui bidang meridien maupun bidang horizontal menghasilkan 32, 64, 128, 256 sel (blastomer), dan seterusnya (2 n) yang tersusun dalam suatu struktur. Struktur yang terdiri dari 128 blastomer disebut blastula awal. Periode blastula dimulai sejak struktur sel-sel tersebut seperti suatu bola yang terdiri dari 128 sel atau stadium pembelahan ke-8 sampai struktur siap memasuki peiode gastrulasi (biasanya stadium 256 sel ke atas). Proses terpenting dari periode blastula adalah terbentuknya yolk syncytial layer yang berasal dari granul yolk yang membengkak pada stadium morula dan pembentukan epiboli (blastula akhir). Pada saat akhir morula terbentuk rongga-rongga disebut segmentation cavity. Di mana segmentation cavity tersebut makin lama makin membesar menjadi blastocoel, sebagai akibat meluasnya perkembangan (pembelahan) sel-sel di daerah kutub animal (animal hemisfer) ke daerah kutub vegetal (vegetal hemisfer). Meluasnya pembelahan sel-sel tersebut dinamakan epiboli. Akhir rongga di sebelah dalam struktur yang yang disusun oleh blastomer makin lama makin membesar dan disebut blastocoel. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua blastula memiliki blastocoel. Blastula yang memilki blastocoel disebut seloblastula (discoblastula) seperti pada kodok, dan blastula yang tidak memiliki blastocoel disebut stereoblastula. Pada stadium 256 sel, struktur seperti bola tersebut dinamakan blastula akhir. Blastula akhir disusun oleh selapis sel dan blastocoel yang terisi cairan (Nurhayati, 2004).
2.6 Gatrulasi Elasmobranchii
Gastrulasi pada Elasmobranchii tidak jauh berbeda dengan gastrulasi Teleostei. Involusi lamina prechordalis dan notochordal terjadio seperti gastrulasi burung-burung. Kedua calon itu setelah involusi bergerak ke anterior di bawah lamina prechordalis dan chorda dorsalis. Apabila gastrula memanjang maka gastrocoel memanjang ke arah anterior dan mendesak entoderm dan blastocoel jauh ke anterior. Pada gastrula Elasmobranchii terdapat 2 macam entoderm. Entoderm yang letaknya tepat di bawah lamina prechordalis sebagai entoderm yang berada di sepanjang sumbu embryo akan menjadi enteron. Entoderm di sebelah lateral dan akan meluaske periphere membentuk extra embryonic entoderm yang akan menjadi kantong vitellus. Kedua entoderm itu terdorong ke anterior oleh lamna pre chordalis dan chorda dorsalis. Entoderm axial berada di sebelah anterior lamina prechordalis dan entoderm yang kedua terdesak lebih ke anterior di luar tubuh embryo atau di sebelah anterior head fold (Sagi, 1990).
2.7 Periode Neurulasi
Periode ini diawali dengan pembentukan neural plate dan diakhiri dengan pembentukan bumbungneural. Pada tahap ini terjadi 3 proses utama yaitu:
1. invaginasi : Gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan
2. evaginasi : Gerakan menjulur suatu lapisan
3. delaminasi : Gerakan memisahkan diri sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asal
Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali. Dalam gastrulasi susut, namun pada proses tubulasi (pembumbungan) meluas. Karena blastocoel berfungsi untuk melancarkan proses tubulasi akibat adanya rongga atau celah untuk bergerak (Nurhayati, 2004).
2.8 Organogenesis
Organogenesis disebut juga morphogenesis. Embrio bentuk primitif tumbuh menjadi bentuk definitive, dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam suatu spesies. Organogenesis merupakan gabungan dari dua periode yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif hingga menjadi bentuk definitive. Pada periode ini, embrio akaan membentuk bagian yang khusus bagi satu spesies. Dimana pada periode antara, sudah terlihat bentuk katak, bentuk babi, bentuk ayam, atau bentuk manusia (Yatim, 1994).
Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive itu sehingga menjadi ciri sesuatu inidividu. Pada periode ini embrio mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin. watak (karakter fisik dan psikis) serta roman (wajah yang khusus bagi setiap indivudu). Periode pertumbuhan antara jelas dapat diberi batasannya dengan periode pertumbuhan akhir pada hewan yang berberudu, seperti umum terdapat pada evertebrata, pisces dan amphibia. Bagi hewan itu periode pertumbuhan antara disebut tingkat berudu atau larva (Yatim, 1994).
2.9 Perkembangan Bentuk Embryo
Perkembangan bentuk Embryo dari telur yang dibuah sampai trjadi bentuk tetap seperti orang tuanya mengalami tingkat perkembangan bentuk antara lain bentuk tubuh primitif, bentuk larva dan bentuk tetap (Sagi, 1990).
a. Bentuk Tubuh Primitif
Bentuk tubuh vertebrata dalam stadium embryonal yang masih primitif pada umumnya sama. Kenampakan dari luar bahwa bentuk tubuh embryo antra binatang satu dengan binatang lainnya masih sama. Contoh embryo Squalus achantias dari Elasmobranchii ukuran 10-15mm, embryo katak ukuran 5-7mm, embryo babi ukuran 6-10mm dan embryo manusia ukuran 6-10mm (Sagi, 1990).
b. Bentuk Larva
Bentuk larva adalah bentuk antara primitif dan bentuk tetap atau biasa disebut bentuk transisi. Dalam periode larva bahwa organ yang telah mencapai bentuk dasar untuk kemudian mengalami suatu metamorfose menjadi bentuk tetap. Bentuk larva dari binatang yang berkembang di dalam air, Telestolei dan amphibia dapat dianalogikan dengan embryo yang berkembang di dalam tubuh induknya seperti Elasmobranchii dan mamalia juga dapat disamakan dengan embryo yang berkembang dalam kulit telur seperti reptil dan burung-burung (Sagi, 1990).
c. Bentuk Tetap
Dikatakan bentuk tetap bila sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi dan sudah sesuai dengan bentuk orang tuanya. Tanda-tanda larva sudah menghilang. Tingkatan ini ada yang menyebutkan sebagai fetus (Sagi, 1990).
SKEMA KERJA
|
- diambil dari parit
- dimasukkan pada akuarium untuk dipelihara beberapa hari di laboratorium
- diambil ikan betina yang kecil, diletakkan pada papan seksi
- dibuka bagian perutnya dan diamati ovariumnya
- digambarkan
- diambil ovarium, diletakkan pada gelas arloji,ditetesi dengan sedikit air
- diamati dengan lup
- digambarkan
- dibuka pembungkus ovarium, setelah terbuka ditetesi dengan sedikit air
- diambil satu per satu telur, diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air
- diamati dengan lup
- dibedakan telur yang belum dibuahi dan telur yang sudah dibuahi
- digambarkan
- diambil ikan betina yang lebih besar, diletakkan pada gelas arloji, diamati di bawah mikroskop stereo
- diulangi kegiatan seperti ikan gatul betina
- diurutkan perkembangan embrio-embrio yagn telah diperoleh
- dibedakan
digambarkan
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Gambussia affinis. http://www.o-fish.com/Spesies/Gambusia_affinis.php. diakses pada tanggal 04 November 2010 jam 21.11.
Anonim. 2010. Poecilia reticulata. http://www.aquaticcommunity.com/fish/poeciliareticulata.php. diakses pada tanggal 04 November 2010 jam 21.22.
Anonim. 2010. Poecilia reticulata. http://exotic-aquariums.com/guppy.html. diakses pada tanggal 04 November 2010 jam 21.17.
Nurhayati, A.P.D. 2004. Diktat Perkembangan Hewan. Prodi Biologi FMIPA ITS. Surabaya.
Kinnberg, K. 2002. Effects of octylphenol and 17 β – estradiol on The Gonads of Guppies (Poecilia reticulata) exposed as adults Via The Water or As Embryos Via The Mother. University of Southem Denmark. Denmark.
Sagi, M. 1990. Embriologi Perbandingan pada Vertebrata. UGM: Yogyakarta.
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul adalah pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul adalah ikan gatul (Poecilia reticulates) dan air.
3.2 Cara Kerja
Ikan Gatul diambil dari parit. Alat dan bahan berupa pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi yang diperlukan disediakan. Ikan Gatul betina yang kecil diletakkan pada papan seksi. Bagian perutnya dibuka dan diamati ovariumnya kemudian di gambar. Ovarium diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian amati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu. Telur diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Telur yang belum dibuahi dan yang telah dibuahi dibandingkan dan digambar. Ikan betina yng besar diambil, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dibawah mikroskop stereo. Ovarium diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian amati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu. Telur diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup.Perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh diurutkan. Hasilnya dibedakan dan digambar.
DISKUSI
1. Tabel ciri-ciri perkembangan telur mulai dari yang belum dibuahi
Tahapan | Ciri-ciri |
Telur sebelum dibuahi | Sel telur diliputi selaput beupa lendir, memiliki kutub vegetal dan animal, bagian kuning telur menjadi bagian ventral tubuh embrio, memiliki polaritas dan bentuk bilaterl simetri |
Telur (tahap penetrasi) | Telur berwarna kuning dengan banyak butir-butir lemak serta berbentuk bulat penuh (telur masak) |
Zigot | Merupakan bentuk penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina |
Morula | berupa bola padat yang masif dan terdiri dari sel-sel yang membelah |
Blastula | Bola berongga terdiri dari sel-sel yang membelah |
Gastrula | Bola berongga ( sempit yang mana sel-sel disekelilingnya telah menempati temoatnya masing-masing dan mengalami evolusi |
Neurula | Pada bagian dorsal terbentuk tonjolan notochord sebagai calon tulang punggung dan penonjolan lain akibat lempeng-lempeng neural yang berkembang |
2. Ciri – ciri telur dalam fase blastula, gastrula, dan neurula
- fase blastula : telur terbentuk seperti bola berongga dengan rongga disebut blastocoel, terdapat 2 kutub animal dan vegetal, kutub animal memiliki sel-sel yang lebih kecil disebut mikromer, sedangkan sel-sel di kutub vegetal disebut makromer. Akan tetapi ukuran blastula tidak ikut membesar dengan adanya rongga tetapi blastomer bagian dalam rontok
- fase gastrula : sel-sel talah menempatkan dirinya sesuai bakal yang dibawanya sehingga termentuk lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Selain itu, pada gastrula akhir terjadi pelekukan akibat aktivitas seperti involusi, invaginasi, epiboli dan emboli
- fase neurulasi : sel-sel sudah mulai berkembang dan terdapat penonjolan dibagian dorsal akibat pembentukan lempeng-lempeng neural
3. Tabel ciri-ciri perkembangan embrio
No. | Tahapan | Ciri – ciri |
1. | Pembentukan neural, krista neural dan notochord | Bentuk memanjang antero-posteroid, pada akhir neurulasi kedua tepi kiri dan kanan tempat ektodermal neural berinvolusi menyatu |
2. | Pembengkokan sumbu tubuh | Terjadi dua pembengkokan yaitu kepala dan dada sehingga tubuh embrio terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, leher dan ekor atau kepala, badan dan leher |
3. | Pembentukan selaput ekstra embrionik | Terbentuk kantong amnion sebagi tempat embrio tumbuh dan berkembang sehingga embrio membesar dan hidup dalam lingkungan akuatik |
4. Perkembangan embrio sama artinya dengan pembentukan alat-alat tubuh dan pengondisian agar embrio berkembang membesar dan mirip dengan induknya serta persiapan-persiapan untuk kelahirannya
5. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan telur antara lain :
- fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio
- ciri khusus dari tiap fase perkembangan embrio
- apa saja peristiwa perkembangan embrio ini terjadi
6. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan embrio :
· fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio
· apa inti dari perkembangan embrio ini terjadi
· kondisi apa sajakah yang dipersiapkan untuk menjaga keselamatan embrio peda saat mulai berkembang sampai melahirkan
7. Pada perkembangan telur dapat dibuat simpulan yaitu setelah terbentuk zigot maka telur mengalami beberapa perkembangan antara lain :
· fase morula : telur terus membelah secara berulang-ulang dan melalui berbagai bidang pembelahan sehingga terbentuk suatu bola padat yang pejal
· fase blastula : telur terus membelah dan sel-sel di bagian dalam rontok membentuk blastocoel sehingga terbentuk bola padat berongga
· fase gastrula : telur mengalami berbagai perpindahan sel menuju tempatnya masing-masing sesuai bakal alat yang dibawanya membentuk 3 lapis benih serta terjadi pelekukan akibat aktivitas pada fase gastrula ini
· fase neurulasi : telur berbentuk agak memanjang dengan penonjolan pada daerah dorsal akobat lempeng-lempeng neural
8. Pada perkembangan embrio dapat dibuat simpulan :
- perkembangan embrio merupakan kelanjutan dari perkembangan telur dengan terjadinya perkembangan bakal alat pada fase gastrula dengan pembentukan alat-alat tubuh
- perkembangan embrio pada akhir juga mempersiapkan beberapa kondisi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan embrio dalam berkembang dan mempersiapkan kelahiran fetus yang terbentuk dari perkembangan embrio.
Simak
Baca secara fonetik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar